Seorang Profesor pernah bilang ke saya, “semua hal yang bisa dia lihat dan sentuh adalah bahan praktiknya, dunia ini adalah laboratorium baginya. Semuanya hanyalah permainan yang menyenangkan, maka jangan halangi dia dalam menjelajahi dan mengeksplor apa yang diingininya, kita hanya perlu mengawasinya saja agar jangan sampai ada sesuatu yang mencelakainya. Biarkan dia memuaskan rasa penasarannya karena rasa ingin tahunya yang besar itu, karena kelak masa itulah yang paling menentukan seperti apa dia di masa yang akan datang.”
Saya hanya bisa takjub dengan perkataan Profesor, ketika kami berbincang-bincang, beliau sedang memperhatikan anak pertama saya Alimikal, sambil sesekali mengajaknya bercanda dan Alimikal hanya meneruskan permainannya tanpa peduli siapapun di sekitarnya. Saya sempat menegur Alimikal dan berkata ‘jangan ini dan itu’ karena kuatir merepotkan dan membuat berantakan di rumah Profesor. Itulah kali pertama saya berbincang tentang anak dengan Profesor.
Bermain. Ibu mana di dunia ini yang tak ingin membahagiakan buah hatinya. Ketika ingin mainan ini, diberi. Ketika ingin mainan yang itu, diwujudkan. Mau main disana, main disini, tiap hari rengekan itu terdengar. Dan sebenarnya semua itu adalah ‘normal’ untuk seusianya. Semua ibu ingin yang terbaik untuk buah hati tercintanya, ya kan? Yup, itu jugalah yang pelan-pelan saya rasakan, pelajari dan usahakan saat ini. Memiliki 2 buah balita dengan perbedaan umur 3 tahun memang menguras banyak energi. Tapi, jauh di dalam hati terdalam ada rasa bahagia yang tak terkira dengan kehadiran mereka dalam hidup saya. Tidak sekedar bermain tentu saja inginnya bermain yang aman dan nyaman.
Saya cukup banyak membaca, mendengar dan melihat berbagai permainan yang bisa menstimulasi kecerdasan dan motorik anak. Terutama di usia keemasan mereka, sepertinya ingin sekali mewujudkan berbagai hal untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Itu jugalah sebabnya, saya tidak melarang Alimikal memegang ulat, tanah, cacing, kucing, laba-laba, cicak, kecoa, belalang, semut, serangga, daun, pasir, batu, dan berbagai hal lainnya yang ada di hadapannya dan membuatnya sangat penasaran. Di luar rumah, saya membebaskannya bermain untuk memuaskan hasratnya. Saya hanya mengawasi dan sesekali mengajarkan dengan penyampaian bernada cerita agar dia tertarik mendengar saya. Saya hanya ingin dia tumbuh normal dan pemberani seperti laki-laki yang sebenarnya.
Kami pernah melakukan permainan di halaman rumah ‘mencari harta karun’. Tahu apa yang didapatkannya? Macam-macam mulai dari potongan kalung besi, mata uang asing yang kuno yang sudah berkarat, tutup botol, tali plastik, hingga cangkang keong dan sarang ulat yang menggantung di kayu yang sudah lapuk. Dia excited luar biasa. Dia tidak ingin melepaskan semua temuannya itu. Bahkan sesekali menatanya di lantai teras rumah sambil memainkannya satu per satu. Saya hanya tersenyum dan mengamati. Saya selalu membiarkannya dan bilang setelah main di luar kita cuci tangan, kaki dan melap semua kotoran yang menempel di tangan atau kakinya. Sayangnya saya tidak pernah terpikir mengoleksi atau mengabadikan harta karunnya itu.
Sore kemarin, karena saya juga sedang libur dan kebetulan ada teman-temannya (anak tetangga) berkunjung. Saya putuskan untuk melakukan permainan DIY. Saya menyiapkan kertas-kertas, mengumpulkan ranting-ranting kayu dan daun yang sudah kering di halaman, lem, gunting dan gulungan kawat berwarna emas sisa membuat craft ketika di Bogor dulu. Saya memintanya membuat pohon, sambil sesekali mengajarkannya cara menempelnya di kertas. Saya hanya memanfaatkan apa yang ada di halaman rumah dan di rumah. Tidak mengeluarkan biaya apa-apa lagi sama sekali. Lihatlah bagaimana keseruan kami bermain di teras rumah.

Bermain DIY di Teras Rumah dengan Anak (Dok. Rodame)

Mendampingi Anak Bermain DIY (Dok.Rodame)

Keseruan Alimikal Bermain DIY ‘membuat pohon’ (Dok.Rodame)
Tiada hari tanpa bermain. Alimikal di usianya menuju 5 tahun, memang memiliki kesukaan dalam me-create sesuatu. Meskipun terkadang itu sangat tidak masuk akal bagi kita orang dewasa. Ya, dia membuat bentuk orang dari kapas, tisu dari gulungan kertas bahkan dari sisa-sisa benang wol yang kusut juga dari jepitan baju. Semua yang kita orang dewasa sebut sampah bahkan bisa sangat berharga ditangannya. Dunia imajinasi yang buat saya itu sangat-sangat menakjubkan, itulah dunia yang dicintainya dan terkadang kita orang dewasa melupakannya.
Ketika di luar sedang hujan, biasanya kami bermain di rumah. Kalau bermain di rumah, biasanya dia membongkar mainan dan memilih mainannya sendiri. Tapi akhir-akhir ini dia sering mengingat satu-dua mainan saja, seperti menemukan mainan favoritnya. Meskipun itu tidak berakhir lama, cepat bosan lalu akhirnya membuat permainan sendiri lagi dengan apa yang dia lihat. Beberapa permainan yang cukup sering di dalam rumah adalah bermain tangkap bola, bermain robot-robotan, bermain bowling (manfaatkan botol plastik bekas minuman probiotik), bermain lego, menyusun balok (blocks) atau thorn ball.

Alimikal Membuat Bentuk Orang dari Thorn Ball (Dok.Rodame)

Alimikal Bermain Lego (Dok.Rodame)

Bermain Bowling (Dok.Rodame)
Berbeda dengan adiknya Shanza, yang kini mulai suka bermain boneka. Dia sudah banyak mengoceh di usianya yang setahun 8 bulan ini. Nampaknya dia mulai sering berbicara dengan boneka-bonekanya sambil meniru apa yang dia lihat sebelumnya. Gambar di bawah ini salah satu contohnya, dia sedang mengobati boneka beruang kecilnya yang sedang sakit. Terlihat bahwa dia belajar tahapan melakukannya dengan cukup baik.
Sabtu atau minggu sore ketika cuaca sedang bagus, saya dan suami mengajak anak-anak main ke TK. TK ini memang selalu dibuka mulai sore hari. Jadi kami memanfaatkannya untuk anak-anak bisa menikmati permainan seperti perosotan, putar-putar, dan lain-lain. Favorit Alimikal tentu saja perosotan sedang adiknya yang berusia 1 tahun 7 bulan juga ingin main perosotan seperti abangnya, tentu saja sambil dipegangi. Sesekali mereka main putar-putar bersama. Lalu berlarian kesana kemari seperti menemukan dunianya disana. Sayangnya di kota Padangsidimpuan ini, area bermain seperti taman kota belum ada yang ramah anak dan keluarga. Itu sebabnya saya memilih TK di pusat kota ini, selain bersih, pagar mengelilingi dengan kokoh, dekat dengan apotik dan praktik dokter. Very safety and comfort for children.

Bermain Putar-Putar di TK (Dok.Rodame)

Bermain Perosotan di TK (Dok.Rodame)

Bermain dengan Riang dan Gembira (Dok.Rodame)
Jangan lupa saat bermain dengan anak baiknya memperhatikan berbagai hal, supaya selama bermain anak merasa aman dan nyaman. Untuk lebih jelasnya, yuk simak tips agar aman dan nyaman bermain dengan anak dari saya ini :
Well, It’s just a game. Of course, it is. But, behind the game there’s a lot of ‘things’ I’ve found on them. Bagi kita, mungkin semua permainan itu seperti buang-buang waktu dan kesia-siaan karenanya kita cenderung mengabaikannya. Namun, ketika kita merelakan waktu, pikiran dan tenaga, mencurahkan cinta dan sayang, memberikan ruang bagi dunia anak dan sediakan obat terbaik seperti Tempra Syrup semua ternyata bisa dinikmati bahkan saat sedang bekerja atau jauh dari anak-anak, saya sering teringat dan sangat merindukan main bersama dengan anak-anak. Seperti kita tahu, bermain itu kan butuh energi, anak-anak itu tidak pernah kehabisan energi kalau sedang bermain. Nah, anak bisa saja kelelahan, bisa pusing juga bisa demam tiba-tiba, itulah sebabnya saya selalu sedia Tempra Syrup di rumah.
Kenapa Tempra Syrup?
Sebenarnya ini lebih kepada alasan pribadi sih, sejujurnya saya sudah percaya dengan Tempra Syrup. Percaya karena keampuhannya tentu saja. Oke tapi supaya lebih mudah saya coba ceritain sedikit alasan kenapa harus sedia Tempra Syrup di rumah atau ketika bepergian bersama anak.
- Bentuknya Syrup : Anak-anak saya agak susah minum obat. Saya pernah ke Puskesmas dan diberi obat yang sudah dihaluskan. Alhasil, semua dimuntahin. Anak-anak jadi trauma tiap kali liat saya bawa dan buka kemasan plastik berisi lipatan kertas, kuatir isinya obat lagi. Akhirnya, demam dan nyeri lama sembuhnya, anak trauma dan mereka makin gak fun.
- Rasanya Enak : Anak-anak paling senang minum jus buah. Jadi ketika sedang demam atau nyeri karena tumbuh gigi, saya biasanya akan cari solusinya. Syukurnya Tempra Syrup di kemasannya ada gambar buah anggur. Jadi, ketika ingin memberikan ke anak-anak, saya tak perlu kerja keras untuk bujuk-bujuk lagi. Tinggal menunjukkan gambar di kemasannya dan jelasin didalamnya ada rasa anggur seperti jus buah yang biasa diminum. And it worked!
- Kemasan Kokoh dan Praktis : Sebagai ibu, saya biasanya memerhatikan kemasan. Jika harus disimpan dan dibawa bepergian maka saya akan cari kemasan penurun demam yang kokoh tapi juga praktis. Tempra Syrup tutupnya kokoh dengan CRC (Child Resistant Cap), memang agak unik dibanding tutup obat penurun panas lainnya tapi itu malah sebuah inovasi menurut saya, sehingga tidak mudah dibuka-buka oleh anak-anak. Berbahan dasar plastik sehingga tidak mudah pecah kalau jatuh atau terbanting. Ukurannya ada yang 60 ml sehingga ukuran kemasannya kecil dan mudah dimasukkan ke tas kecil yang ditenteng sehari-hari. Kalau butuh bisa cepat diambilnya.
- Ampuh : setiap 5 ml Tempra syrup mengandung 160 mg Paracetamol. Dimana paracetamol tersebut dapat bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Alhamdulillah, jika digunakan sesuai dosis, ampuh menurunkan demam dan mengurangi nyeri pada anak-anak saya dengan cepat.
- Mudah didapat : Tempra Syrup sangat mudah didapat. Bahkan di mini market dekat rumah pun ada, apalagi di apotek-apotek. Ini membuat saya bisa selalu membelinya ketika persediaan di rumah sudah habis.
Then we finally understand, we do understand. We can’t steal their world, lose their imagination or kill their curiosity. It’s their time. Let it be theirs.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Bermain juga menstimulasi keerdasan otak anak anak, bener gak Mbak ?
iya mas, kognitif, fisik, sosial dan emosi, semuanya. Luar biasa ya.
Bener banget Mbak Rodame. Anakku tak ajak main ke sungai, sawah, dll. Kotor bukan masalah. Hanya kadang kalau ketahuan utinya, emaknya yang dimarahi. hihihi. Thanks for sharing artikelnya mbak. Bagus sekali.
mungkin beda zaman beda cara didik mba, hehe. Gpp, pada dasarnya anak tetap harus bermain kan mba.
Bermain memang dunianya anak. Cuma kadang orangtua banyak khawatirnya, takut ini dan itu. Kalau ada Tempra, berkurang kekhawatiran kita ya 🙂
iya mba, alhamdulillah.
Aku juga selalu sedia tempra d rmh. Ini juga obat yg harus dibawa kalo bepergian (sama anak2) dg waktu yg lama.
Dunia anak memang dunia bermain ya. Anak2ku pun suka banget main & beli mainan
sekarang aku mulai batasin beli mainan mba, lumayan pengeluarannya dan jadi sampah pulak, ah lebih banyakin bikin mainan dari apa yang ada aja, kebetulan anak-anak suka create gitu mba, makasih mba Leyla.
Bermain sekaligus belajar, ya.
Imajinasi anak-anak memang tinggi dan itu anugerah banget. 🙂
iya fah, makanya banyak dibebasin biar lepas semuanya, hehe. Ngikutin kata Profesor.
Aku gemez sama shanza, cantik nian dia. Masa kecil ku dulu puas main d sekitar rumah sampai agak jauh, sekarang waktunya anak yg merasakan juga
sepakat Ev, main itu perlu banget untuk anak ya.
Halo kaka Alimikal keren banget masih 5 th tp suka mengcreate sesuatu someday bisa jd profesor y kaka
adik Shanza cantiknya uda anteng main boneka y de semoga sehat2 semuanya aamiin
aamiin makasih tante Herva, tante juga sehat selalu bersama keluarga ya.
anak2 emang kayaknya lebih hepi kalau main diluar, kadang kalau abis main gitu serem takut sakit atau panas karena kecapean, tapi sekarang ngga perlu khawatir lg krn ada obat turun panas yg tepat 🙂
bener mba, alhamdulillah sedia Tempra jadi gak kuatir klo anak main tiba-tiba demam. Gimana lagi, kan anak memang dunianya main.
mak dameee, aku merinding sm ucapan profesormu mak, masa kecil jg brpengaruh sm msa depan si kecil nanti
aku juga pas pertama dengar berasa takjub mba, jadi gak pernah ngelarang anak main apapun asal diawasi aja. selalu teringat ama kata-kata Profesor pembimbing Tesisku dulu mba.
setuju, dunia anak dunia yang seru untuk bermain.
Lebih baiklah anak-anak main dan berkreatifitas secara nyata daripada main gejet mulu ya, Mba
pengennya sih begitu mba, meski memisahkan 100 % dari gadget belum bisa tapi saya akan berusaha sebaik mungkin mba.
Anak adalah anugerah terindah dan permainan yg pas membuat anak semakin kreatif. Sama halnya dengan Tempra yg mampu mengatasi panas si kecil kita. Sukses mom 🙂
benar kak, apalagi klo main bisa lupa waktu bisa tiba-tiba demam makanya sedia Tempra di rumah atau bepergian kak.
Butuh ilmu utk membiarkam anak2 mengeksplore dunia mreka ya kak..good luck buat kontesnya
Saya selalu salut sama ibu-ibu yang membebaskan anaknya untuk bermain dan berkreasi. Kebanyakan ibu-ibu sekarang lebih suka memberi gadget untuk sarana bermain anaknya, padahal itu tidak baik untuk perkembangan otak anak
benar mba, meskipun saya tetap gak bisa pisahkan teknologi dari anak, tapi ada kalanya porsi main di luar diperbanyak, saya pun sedang belajar membatasi anak main gadget mba. Makasih udah berbagi mba.
Bagus ih, Mbak. Yang mainan ranting-ranting pohon itu.
hua, makasih mba, alhamdulillah anak-anak juga suka mba, berkreasi dengan apa yang ada di rumah dan halaman.
Kalau saya juga pernah pernah ajak Kalki dan Kavin ke TK soalnya dekat rumah. Tapi wahana permainannya tidak terlalu banyak
ini juga sama mba, tidak banyak tapi disini memang minim permainan anak apalagi permainan yang di luar ruangan seperti taman bermain anak mba.
dulu aku juga mmebiarkan anak bermain sepuasnya, malah aku masukan anak gak dari kecil spt tetangga lainnya, hanay masuk TK B dan baru SD, biar dia puas bermain.
wah cocok mba sama pemahaman aku, meskipun ya banyak juga yang komentar sana-sini. Demi kepuasan anak bermain gpp ya mba
Main di luar ruangan butuh pengawasan ekstra dari orangtua. Tapi gapapa, kan demi anak bisa eksplore lebih banyak.
iya mba, setuju yang penting pengawasannya baik.
Buat anak-anak bermain itu sama pentingnya seperti belajar akademis ya mbak
iya mba, bener banget, belajar akademis tanpa embel-embel peringkat, nilai atau kelulusan hehe.
wah serunya. kecil2 sudah bisa jadi profesor ahli bermain berarti dong ya 🙂
sebenarnya karena saya makin sadar bahwa bermain memang dunia anak-anak mba, semoga kelak berpengaruh positif untuk utmbuh kembang mereka.
Sebenarnya saya juga membebaskan anak-anak bermain dan bikin rumah berantakan. Tapi jeleknya, saya itu suka marah-marah kalau udah kesel beres2nya, hiks … malah curhat 😀
sabar ya mba, saya yakin di balik berantakan yang mereka ciptakan ada rasa bahagia dan lega karena mamanya sudah izinkan mereka menciptakan dunia bermain yang menyenangkan. Kita beres-beres pelan-pelan pas mereka istirahat atau kita ajak sekalian ngerapiin abis main sambil bikin permainan, misal siapa yang paling cepat rapihin mainan dikasi bintang, nah nanti setiap anak yang punya bintang paling banyak tiap bulan dikasi hadiah.
Nggak ada kenangan termanis selain masa bermain di usia kecil. Legaaaa rasanya kalau sdh jd ortu memberi kesempatan yg sama untuk anak anak.
iya mba, makanya anak-anak dikasi kesempatan main sepuasnya di masa kecilnya.
Agree mbak dame. Permainan bs menstimulus anak2 untuk lebih kreatif. Kangen banget sm mainan tradisional yang mulai tergeser sm gadget. Huhu
sebenarnya gadget juga bisa dipake buat bermain mba, misal aplikasi anak2 yang mewarnai, mendengarkan cerita, bernyanyi lagu anak, belajar huruf dll tapi memang porsinya harus bisa diseimbangkan menurutku, jangan sampe memengaruhi bermain alam, bermain bersama keluarga dan teman yang tetap ada sosialisasi dan pengawasannya juga.
Indahnya masa kanak kanak. Itu saya rasakan ketika anak masih kecil. Sekarang buah hati semata wayang sdh dewasa. Tak pernah terlupakan keceriaannyq bermain
iya ya mba, rasanya pasti bahagia ya mba bisa lihat anak ketika dewasanya juga punya kenangan manis karena keceriaannya di masa kecilnya.
Senangnya punya ibu yang mengerti kebutuhan anak-anaknya terutama kebutuhan psikis sesuai usianya seperti mbak Dame. Semoga sehat-sehat terus ya Mikal dan Shanza
aamiin makasih mba, iya mba saya juga masih terus belajar mba agar bisa terus memahami anak-anak mba.
Butuh ilmu dan ketekunan ya bagi ibu agar anaknya tumbuh maksimal, kelak akan jadi bekal berharga dan kenangan manis.
Sehat selalu ya buat Mikal dan Shanzanya
iya mba, bener banget. Main itu ternyata penting untuk anak, penting banget malah.
bener mba Tite, aamiin semoga demikian ya.
shanza bikin emess..itu bonekanya sakit dikasi tempra juga
haha, iya mba, katanya sakit juga, dia inget klo sakit demam atau nyeri tumbuh gigi dikasi itu jadi ditiruin ama dia, hehe.
Walau dibebasin, tetap butuh pengawasan ya mba ^^
yup, bener banget tetap harus ada pengawasan, karena ketika main anak hanya menyalurkan rasa ingin taunya aja tanpa tau batasannya.
Bermain memang dunia anak ya mba. Dengan bermain anak bisa belajar.
bener banget Oka, kita yang dewasa aja senang main kan? apalagi anak-anak.