Mati. Semua yang hidup pasti akan mati. Semua makhluk di bumi ini adalah ciptaan Allah dan kelak akan kembali kepada PemilikNYA. Saya masih ingat dulu waktu masih duduk di bangku SMA, saya pernah dibully oleh teman-teman sekelas saya. Kala itu, saya meminta untuk mati. Saya merasa tak sanggup melalui semua tuduhan dan fitnah kepada saya. Saya merasa tertekan. Saya hanya ingin mati. Saya mulai berangan-angan bagaimana caranya agar saya mati dengan perlahan, tanpa seorang pun mengetahuinya. Mati dalam keadaan darah sudah habis karena sayatan pisau tajam di urat nadi saya. Di pikiran saya hanya ada kata mati dan mati.
Teman-teman ada yang merasakan apa yang saya rasakan itu? Mungkin sebagian dari kita hidupnya baik, bukan sempurna hanya lebih baik dari yang lainnya sehingga hidup rasanya tak berkekurangan, semua serba ada, semuanya indah. Tapi jika diingat-ingat lagi, bahwa tak satupun benda dan kekayaan di dunia ini, yang kata kita indah dan berharga itu bisa kita bawa ke dalam kubur yang ukurannya kurang lebih 1 meter kali 2 meter itu. Rumah terakhir kita semua dimana semua yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Rumah terakhir. Iya, benar sekali. Pernah terpikir bahwa kita belum menyiapkan apa-apa untuk rumah terakhir tersebut. Kita tidak bisa memasukkan kulkas ke dalamnya, mobil, emas dan uang serta benda kesayangan kita di dunia. Ukurannya sangat mini, sederhana dan tak ada cukup ruang untuk itu semua di dalamnya. Hanya amalan yang tidak makan tempat di rumah terakhir kita, yang tidak berwujud namun dapat terus dirasakan meski raga kita tak lagi di dunia ini.
Delapan hari menuju kematian, apa yang sudah saya persiapkan? ada tapi masih sedikit, masih kurang, masih jauh sekali dari ‘amalan’ yang diidamkan untuk dibawa ke rumah terakhir. Saya tak sanggup berandai-andai. Saya mau tak mau mesti mempersiapkan diri untuk mati. Detik ini, saat mengetik tulisan ini saya masih diberi nafas, masih hidup, masih sehat, masih beruntung. Bagaimana dengan satu detik kedepan, lima menit kedepan, sejam kedepan? tak ada satupun yang bisa menjamin saya masih hidup. Inilah 6 hal baik yang bisa dilakukan sebelum mati :
- Sholat 5 waktu + Dhuha dan Tahajjud : ini hal baik pertama yang ini terus saya tingkatkan. Saya hanya manusia biasa, jelas tempatnya salah, khilaf dan dosa. Delapan hari menuju kematian, saya ingin lebih baik dalam beribadah kepada Allah. Saya ingin berusaha untuk tidak meninggalkan tiang agama ini.
- Sedekah dan Infaq : ini hal baik kedua yang ingin saya lakukan dan tingkatkan. Saya ingin sekali bisa menyantuni anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa. Saya ingin melawan nafsu dan keserakahan saya terhadap harta benda yang dititipkan Allah dengan cara ini. Selain itu saya juga ingin sekali meningkatkan kebiasaan untuk berinfaq di jalan Allah seperti memberi bantuan terhadap pembangunan mesjid dan rumah yatim, rumah jompo dan membantu siapapun yang memang sanggup saya bantu. ‘orang pelit kuburannya sempit’, saya seringkali mendengar kata-kata ini dari seorang kakak di kampus. Rasanya, bisa jadi pengingat yang ampuh buat saya.
- Taat pada suami : saya seorang istri, saya punya kewajiban untuk taat kepada suami kecuali untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama saya berhak untuk tidak taat. Karena surga istri juga ada pada ketaatannya pada suami maka saya ingin berusaha lebih taat pada suami. Maklum, kadang-kadang saya masih suka membandel dan ujung-ujungnya kalau tidak dengar apa kata suami langsung kena batunya, ditegur sama Allah.
- Mencintai Alquran : saya masih belajar dan terus belajar. delapan hari menuju kematian saya ingin terus belajar, ingin terus mencintai Alquran. Bukan hanya membaca dan mengucapkannya tapi juga melaksanakan perintah Allah di dalamnya.
- Tetap mengajar : meski tinggal delapan hari menuju kematian, saya ingin terus mengajar di kampus. Saya ingin terus meninggalkan ilmu yang bermanfaat untuk mahasiswa/i yang saya didik. Karena anak-anak saya saat ini masih balita, selain mendoakan mereka agar kelak menjadi anak sholeh, hal baik berikutnya yang kelak menjadi amalan adalah ilmu yang bermanfaat. Karenanya saya akan terus mengajar sampai detik terakhir hidup saya di dunia ini.
- Melunasi utang : bagaimanapun utang adalah utang. Utang harus dilunasi, apapun ceritanya. Berbeda kalau si pemberi utang memang merelakannya alias membebaskan kita dari utang. Sebagai sesama muslim kita bahkan diajarkan untuk membebaskan saudara kita dari utang. Saya sedang belajar melakukannya. Meski begitu, saya juga ingin melunasi utang kepada siapapun yang saya masih ada utang. Saya tak ingin kelak utang tersebut ditagih padahal amalan yang dibawa ke rumah terakhir pun tak seberapa.
Itulah 6 hal baik yang ingin saya lakukan delapan hari menuju kematian. Ayah, Ibu, adik, suamiku, keluarga besarku dari kedua belah pihak, anak-anakku yang kusayangi, sahabat dan teman-temanku dimana pun kalian berada saat ini, tolong maafkan segala kesalahan yang pernah saya lakukan, segala kata yang pernah menyakiti, segala tingkahlaku yang membuat kalian kecewa, saya pasti akan mati, tolong ingatkan saya untuk melakukan hal-hal baik. Permintaan terakhir saya sekaligus doa saya pada yang empunya saya, mati syahidkanlah hamba ya Allah.
Tulisan saya di atas adalah dalam rangka mengikuti tantangan dari saudari sekaligus teman ngeblog setia saya selama ini, teman-teman bisa juga loh menceritakan tentang delapan hari menuju kematian versi teman-teman di blog, selain berbagi hal-hal yang mungkin bisa menginspirasi orang sekitar kita juga bisa meraih hadiah-hadiah yang inshaallah bermanfaat. Langsung klik banner di bawah ini untuk ikutan dan lihat S&K-nya ya. Selamat menulis. Keep happy.
Wah aku jadi keinget GA ini kak
Dan artikelnya pun bisa jadi pengingat ya bahwa kematian itu bisa dateng kapan aja…so mari kita persiapkan sebaik mungkin bekal yg pantas untuk dibawa ke alam sana
yes bener banget mbak 🙂 ayo ikutan juga
Wah aku jadi keinget GA ini kak
Dan artikelnya pun bisa jadi pengingat ya bahwa kematian itu bisa dateng kapan aja…so mari kita persiapkan sebaik mungkin bekal yg pantas untuk dibawa ke alam sana
yes bener banget mbak 🙂 ayo ikutan juga
Kurang lebih sama nih sama aku, apa-apa yang mau dilakuin menjelang kematian.. Tapi belom sempet ikutan GAnya nih. Semoga menang ya Maaaaak
ayo ikutan juga, tulisin aja di blog biar ikut menginspirasi banyak orang juga
Rasanya tak perlu menunggu 8 hari, karena kita kan gak tau kapan ajal itu menjemput kita, tapi yang namanya GA, sah–sah aja deh, ya. Insya Allah bunda akan ikutan. Semoga ada ide.
Iya bun ditunggu ya tulisannya
Duh.. ngeri-ngeri sedap nih tema GAnya.. diajak merenung ya..
iya mbak, sambil merenung dan mengingatkan diri juga.
aamiin Ya Rabbana.. semoga diwafatkan dalam keadaan khusnul khotimah. aaamin aamiin ya rabbana
aamiin 🙂
Good, jangan beranggapan bhw mati itu domainnya orsng tua.
Salam hangat dari Jombang.
iya pakdhe 🙂
makasih sdh mengingatkan mak dame kdg aku luput ngelakuin hal2 itu
saling mengingatkan ya mak 🙂
Ngomongin kematian rasanya belum punya bekal yang cukup. Tapi kalau sudah waktunya tak ada seorangpun yang bisa menghindarinya ya Mak
Sukses GA nya 🙂
iya mak, persiapan itu ternyata sangat penting ya 🙂 aamiin, makasih mak, ayo ikutan juga.
Huaa..ga kebayang kalo kita tahu kapan meninggalnya..
gak kebayang mbak, makanya itu cuma Allah yang tau, rahasia Allah.
Semoga kita selalu bisa siap bila waktu itu datang menjemput
aaminn, semoga mbak
Semoga kita selalu bisa siap bila waktu itu datang menjemput
aaminn, semoga mbak
Postingan ini bagus sekali mengingatkan aku waktu itu pasti datang dan bekal sudah siap belum? Rodame terima kasih sdh mengingatkan
terimakasih mbak, ide pembuat GA ini juga unik, semoga dengan begini kita bisa terus saling mengingatkan untuk kebaikan ya mbak, ayo ikutan juga.
Postingan ini bagus sekali mengingatkan aku waktu itu pasti datang dan bekal sudah siap belum? Rodame terima kasih sdh mengingatkan
terimakasih mbak, ide pembuat GA ini juga unik, semoga dengan begini kita bisa terus saling mengingatkan untuk kebaikan ya mbak, ayo ikutan juga.
Ikutan juga aah GA ini. Seru banget meski mungkin yg akan aku lakuin gak beda jauh dg dirimu
ayo ikutan mbak, kutunggu tulisanmu ya 🙂
Ikutan juga aah GA ini. Seru banget meski mungkin yg akan aku lakuin gak beda jauh dg dirimu
ayo ikutan mbak, kutunggu tulisanmu ya 🙂
Mati bisa terjadi kapan saja ya…
siap siap menghadapinya 🙂
iya mbak
Mati bisa terjadi kapan saja ya…
siap siap menghadapinya 🙂
iya mbak
Seringkali kita lupa dengan yang namanya kematian. Tulisan ini sekaligus mengingat kan saya tentang hal itu. Sukses GA nya mak…semoga aku ada ide buat ikutan
ayo mbak ikutan juga, jangan kelewat DL-nya ya
Seringkali kita lupa dengan yang namanya kematian. Tulisan ini sekaligus mengingat kan saya tentang hal itu. Sukses GA nya mak…semoga aku ada ide buat ikutan
ayo mbak ikutan juga, jangan kelewat DL-nya ya
Aku sering takut kalo keinget mati, takut kalo selama ini yang dilakuin di dunia masih kurang untuk bekal di akhirat, T_T
Semoga kita bisa khusnul khotimah ya, Aamiin
aamiin ya Allah 🙂
Aku sering takut kalo keinget mati, takut kalo selama ini yang dilakuin di dunia masih kurang untuk bekal di akhirat, T_T
Semoga kita bisa khusnul khotimah ya, Aamiin
aamiin ya Allah 🙂
Wah GA nya unik juga yah. Bisa buat bahan perenungan dan refleksi diri nih 🙂
benar sekali mak, ayo ikutan mak ceritakan versi mak Lianny juga
Wah GA nya unik juga yah. Bisa buat bahan perenungan dan refleksi diri nih 🙂
benar sekali mak, ayo ikutan mak ceritakan versi mak Lianny juga
Semoga persiapan kita kembali padaNya bener2 cukup ya mbak..aamiin
aamiin
Semoga persiapan kita kembali padaNya bener2 cukup ya mbak..aamiin
aamiin
aamiin ya Allah
aamiin ya Allah
kita tak tahu,,,kapan kita akan mati,,,namun kita pasti tahu,,apakah diri kita sudah siap atau tidak untuk menghadapi kematian..
selamat berlomba yaaa..
keep happy blogging always…salam dari makassar – banjarbaru 🙂
betul Om, salam juga dari Padangsidimpuan 🙂
kita tak tahu,,,kapan kita akan mati,,,namun kita pasti tahu,,apakah diri kita sudah siap atau tidak untuk menghadapi kematian..
selamat berlomba yaaa..
keep happy blogging always…salam dari makassar – banjarbaru 🙂
betul Om, salam juga dari Padangsidimpuan 🙂
Sebuah pengingat yang menggetarkan, jadi teringat betapa masih kurang banyak bekal yang harus dipersiapkan untuk menempuh sebuah perjalanan jauh setelah kematian. Semoga terus istiqamah di jalan-Nya, perbanyak amal agar perjalanan jauh nanti tidak terasa berat dan membosankan. 🙂
Btw, jadi ingin ikutan GA-nya deh.
kudu ikutan, hayuuuk
Sebuah pengingat yang menggetarkan, jadi teringat betapa masih kurang banyak bekal yang harus dipersiapkan untuk menempuh sebuah perjalanan jauh setelah kematian. Semoga terus istiqamah di jalan-Nya, perbanyak amal agar perjalanan jauh nanti tidak terasa berat dan membosankan. 🙂
Btw, jadi ingin ikutan GA-nya deh.
kudu ikutan, hayuuuk
tema GA-nya sangat menantang, jadi pengen ikutan..
semoga kita semua meninggal dalam keadaan terbaik (khusnul khotimah) yah Mbak Dame, amian..
aamiin ya Allah
tema GA-nya sangat menantang, jadi pengen ikutan..
semoga kita semua meninggal dalam keadaan terbaik (khusnul khotimah) yah Mbak Dame, amian..
aamiin ya Allah
temanya udah bikin dag dig dug mbak
mkasih juga udah diingetin ya mbak ^_^
Maaf mbak, sekedar masukan, berdasarkan untuk Ga nya, banner lomba ditaruh di laman atas postingan mbak.
Terima kasih mbak, salam kenal ^_^
temanya udah bikin dag dig dug mbak
mkasih juga udah diingetin ya mbak ^_^
Maaf mbak, sekedar masukan, berdasarkan untuk Ga nya, banner lomba ditaruh di laman atas postingan mbak.
Terima kasih mbak, salam kenal ^_^
terimakasi sudah mampir dan mengingatkan mas 🙂 jgn lupa ikutan juga ya
Pingback: Peserta #dnamoragiveaway Delapan Hari Menuju Kematian - LANGIT MIMPI