Malam ini saya’ terpaksa’ mengenang kembali tulisan yang paling menyesakkan dada di tahun 2014 ini. Sebentar lagi hanya hitungan beberapa hari ke depan, tahun 2014 akan ditutup dan insyaallah akan hadir tahun 2015 tahun Masehi. Entah kenapa saya setiap saya membaca atau melihat tulisan tersebut saya selalu ingin berteriak karena seperti dibawa pada masa yang lalu. Tulisan yang saya posting 08 November 2014 berjudul “Sudah Kenyang dengan Bully” sampai saya bagi menjadi 3 bagian, sangkin panjang dan buruknya kenangan bully itu di kepala saya.
Tulisan itu mengingatkan saya akan kejadian pahit dan sakit selama bersekolah mulai dari SD hingga SMA, yang tak lepas dari bully teman-teman sekolah. Bisa dibayangkan, sekolah yang seharusnya tempat bermain dan belajar yang menyenangkan berubah menjadi ‘mimpi buruk’ bagi saya. Saya bahkan menyimpan semua cerita bully itu dari orangtua saya dan juga dari orang banyak hanya sangkin menjaga perasaan kedua orangtua saya. Setelah menahan dengan sangat lama, akhirnya saya pun memberanikan diri menulisnya di blog ini. Tahun 2014 dan kejadian bully tersebut sudah sejak tahun 1998. Menahan cerita yang tidak menyenangkan itu sungguh tak mengenakkan sama sekali. Jadi beban terus-menerus.
Menceritakannya di blog membuat saya perlahan kembali pulih dan lega. Yang paling penting tujuan saya menulisnya adalah sebagai pembelajaran untuk semua orang, baik itu orangtua, lingkungan sekitar, termasuk anak-anak, remaja yang sedang membully atau justru dibully seperti saya. Finally, I can do it. I wrote it and I feel free from that nightmare now.
Selama hidup saya tak mau menyimpannya lagi. Karena itu saya bersikeras, sekuat tenaga mengingat kembali semua kejadian bully yang saya alami dan menuliskannya di blog. Saya yakin di luar sana masih banyak yang mengalami apa yang saya alami dulu. Dan mereka pasti butuh penguatan dari orang-orang yang seperti saya ini. Karena saya pun merasakan seperti itu dan dulu saya tak menemukan orang atau tulisan yang menceritakan bully di majalah, koran. Syukurlah sekarang ada blog, semua jadi lebih mudah diceritakan kepada orang lain.
Waktu itu, saya ingat sekali, menuliskannya mulai jam 8 malam jeda sambil menemani anak hingga jam 10 malam, 3 tulisan sekaligus yang saling berhubungan satu sama lain. Lumayan menguras tenaga, apalagi mental. Seperti sedang merefleksi lagi kenangan buruk tentang teman-teman sekolah yang menyakiti hati dan pikiran saya. Jangan salah loh ya, kalau dibully itu bukan cuma fisik yang sakit, pikiran juga ikut sakit. Wong saya ampe kepikiran bunuh diri waktu dibully di SMA (baca : sudah kenyang dengan bully [bagian 3].
Demi menjaga etika, saya memang tidak mencantumkan dengan gamblang dan jelas nama sekolah baik SD maupun SMA tempat dimana saya dibully itu. Mungkin banyak yang kesal atau bertanya-tanya tentang itu. Saya paham semua orang lebih suka dengan kebenaran dan kejujuran. Tapi saya tidak ingin merusak nama baik SD atau SMA itu, saya hanya berharap agar tidak ada bully lagi di SD atau SMA itu.
“Postingan ini diikut sertakan dalam lomba tengok-tengok blog sendiri berhadiah, yang diselenggarakan oleh blog The Ordinary Trainer”
amin. semoga tidak ada lagi bullying di sekolah. begitu juga dengan anak-anak kita. salam kenal 🙂
aamiin makasih mas 🙂
Komenku sebelumnya gagal masuk nampaknya :-(.
Semoga tak ada lagi kisah2 pembullyan di negeri ini ya mak. Ya, aku juga baca tulisanmu tentang pembullyan di masa sekolah. Menyakitkan pasti saat mengingatnya ya mak, tapi semoga jadi manfaat untuk siapapun yang membacanya. Semoga tak ada lagi yang mengalaminya.
iya mak, aamiin ya Allah
Alhamdulillah blog membuat mak Dame terbebas. Tapi saya harus berterus terang, saya memang tidak membaca postingan mak Dame yg dibully itu. Tidak tega, mak. Harap maklum. Yang penting sekarang sy mengenal mak Dame sbg blogger yg tangguh & ibu yg penyayang :*hug
iya mak, alhamdulillah, hihi..gpp mak, kali aja lain waktu senggang bisa sambil BW lagi kesini 🙂
ternyata dame punya pengalaman buruk sewaktu dulu ya, ga apa2 me pengalaman menjadi pembelajaran berharga buat masa depan, paling engga kita jadi kuat, ev juga sama tapi ga sampe separah itu bully, malah gak kenal sama istilah itu waktu sekolah, kita ambil pelajaran berharganya saja dan semoga kejadian tsb gak terjadi sama anak2 kita. aamiin
hehe, iya ev setidaknya aku jadi bisa berbagi kan sekarang untuk ngasi penguatan buat yang ngalamin hal sama denganku. Makasih ev
sudah feeel freee ya kak, seneng bgt dengernya. alhamdulilllaaahhhh no bully anymore
aamiin semoga saja gak ada lagi yang ngebully dan membully 🙂
aamiin aamiin aamiin 🙂
Saya datang dan sudah membaca “Self Reflection” di blog ini
Terima kasih telah berkenan untuk ikut lomba saya ya
Semoga sukses
Salam saya
#110
sama-sama Om. Makasih juga buat GA-nya yang keren itu 🙂
Ternyata blog bisa juga berperan dalam pembebasan beban bully di masa lalu ya mbak. Saya membayangkan mbak menjadi demikian cinta dgn dunia blog setelah merasakan manfaatnya yg luar biasa ini.
Salam dari saya di Sukabumi,
iya pak, saya rasa adanya penguatan dari orang terdekat dan blogger yang mengerti keadaan saya itu membuat saya merasa ada yang peduli dengan orang yang pernah di bully dan juga saya merasa paling tidak kita terus mengawasi bully membully ini agar tidak memakan korban lainnya. Makasih pak.
Pingback: PENGUMUMAN LOMBA “SELF REFLECTION” | The Ordinary Trainer writes ...